Seringkali yang kita butuhkan adalah
memahami wujud cinta dari pasangan kita, padahal tanpa kita sadari Cinta itu
telah terwujud dalam bentuk yang lain walau tidak sesuai dengan wujud yang kita
harapkan
Seringkali kali kita menuntut Cinta
kepada pasangan kita, namun jarang terfikir oleh kita sejauhmana Cinta yang
telah kita berikan padanya. Berikan Cinta Kasih yang tulus kepadanya, kalaupun
dia belum membalasnya yakinlah Allah pasti akan membalas dan membisikkan
CintaNYA kepadanya untuk diberikan kepada kita.
Suami saya adalah seorang insinyur,
saya mencintai sifatnya yang alami dan Saya menyukai perasaan hangat yang
muncul dihati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.
Dua tahun masa pernikahan
berlalu,saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya
mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Saya seorang
wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya
merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen.
Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.
Suami saya jauh berbeda dari yang
saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam
menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua
harapan saya akan cinta yang ideal.
Suatu hari, saya beranikan diri
untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.
"Mengapa?", dia bertanya
dengan terkejut. "Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang
saya inginkan". Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan
komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.
Kekecewaan saya semakin bertambah,
seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang
bisa saya harapkan darinya? Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat
saya lakukan untuk merubah pikiranmu?".
Saya menatap matanya dalam-dalam dan
menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan
jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: ” Seandainya,
saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua
tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati.
Apakah kamu akan melakukannya untuk
saya?" Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan
jawabannya besok.". Hati saya langsung gundah mendengar responnya.
Keesokan paginya, dia tidak ada di
rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah
sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan ...
"Sayang, saya tidak akan
mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan
alasannya." Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Namun memaksakan
diri melanjutkan untuk membacanya.
" Sayang maaf cobalah sedikit
kau ingat hal-hal kecil yang mungkin pernah kau rasakan, ketika kamu mengetik
di komputer lalu program-program di PC-nya kacau dan akhirnya kau menangis di
depan monitor karena pekerjaanmu tertunda, saya harus memberikan jari-jari saya
supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya dan kamu bisa menyelesaikan
pekerjaanmu sesegera mungkin.
Sayang, kamu juga selalu lupa
membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki
saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang.
Sayang, kamu suka jalan-jalan ke
luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya
harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk menunjukkan jalan
kepadamu.
Sayang, kamu selalu sakit dan
pegal-pegal pada waktu "Lampu Merah" datang setiap bulannya, dan saya
harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal.
Cinta, ketika kamu sedang diam di
rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi "aneh". Maka saya
harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan
lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami.
Cinta, aku tau kau sangat jijik
ketika harus membersihkan ikan kesukaanku karena kau tak kuat bau amisnya, aku
selalu menyediakan tanganku untuk membersihkan sisik dan kotorannya.
Cinta, aku tau kau suka sekali
mangga tapi rupanya kau tidak pandai mengupasnya, akupun dengan senang hati
memberikan tanganku untuk mengupas buah kesukaanmu itu
Cinta, kamu terlalu sering menatap
layar kaca TV dan Komputermu serta membaca buku sambil tiduran dan itu tidak
baik untuk kesehatan matamu, maka saya harus menjaga mata saya agar ketika kita
tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti
ubanmu. Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai,
menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga
yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu.
Cinta, masih banyak hal-hal kecil
lain yang tak mungkin aku ceritakan karena aku takut menyinggung perasaanmu.
"Tetapi sayangku, saya tidak
akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air
matamu mengalir menangisi kematianku. Sayangku, saya tahu, ada banyak orang
yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu. Untuk itu sayang, jika semua
yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataya, tidak cukup bagimu. Saya tidak
bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat
membahagiakanmu."
Air mata saya jatuh ke atas
tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk
membacanya.
"Dan sekarang, sayangku, kamu
telah selasai membaca jawabanku. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan
tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah
kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu. Jika kamu tidak
puas, sayangku, biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barangku, dan saya
tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagia saya bila kau
bahagia."
Saya segera berlari membuka pintu
dan melihat dia berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya
memegang susu dan roti kesukaanku.
Aku peluk dia penuh
kebahagiaan........, oh, kini aku tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai
aku lebih dari dia mencintaiku.
Sahabat......itulah cinta, di saat
kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita
merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka
cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita
bayangkan sebelumnya.
"Mereka
itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka." (al-Baqarah:187),
hemmmmmm... mestinya tetap terjaga cinta itu sampai akhir hayat ya bro...
ReplyDelete@ipin... iya mas broo
ReplyDelete